Saka panjangkane Tlatah Kayen Nembe kadunungan genahe yen Mung ros-rosane pring kang kebak rasa, dene sakjroning lonjoran, namung grumbulan suwung, nurut teraking hawa
Ing parak isuk wus nate daksawabke ujar, yen jaran kepang lakune lunjak lunjak, nadyan kaselakono ing tembe bakal kalaksanan, Baruklinthing njabel sada lanang
aku hidup di negeri hantu*
tak percaya adalah hujan batu
ke arahku dan selamanya ular
dihujat sebagai penghujat
dirajam malam kegilaan
dilarung dalam kapal-kapal
ke luar pulau karang
bersandar pada hantu
aku menjaga mata dalam buta
menjemput maut dalam gila
*meminjam sebuah lagu seorang teman
c a t a t a n a n g
i n
Surgaku
adalah air yang mencurahkan bening. Buih-buih pertama yang lafasnya
nafas pupus daun dengan anggur, kopi dan mimpi mabuk sendiri
Surgaku masih kamar kecil yang lembab penuh asbak, abu dan lumut.
Tanpa selembar rambut
pun menyeberanginya. Aku telah bersaksi kepadamu tentang surga dan dia
yang sempat terlupa. Angin yang bergasing telah mematahkan
tulang-tulang rusuknya demi seutas nafas hantu ular belang